EVERY
DAY WRITING 01 (29 JULI 2013)
HOAAMMM…..
Matahari sudah lama beranjak dari pembaringan
sejak tiga jam lalu, tetapi rasa kantuk yang menyerang Dita pagi ini, tidak
mampu membuatnya bergeming dari ranjang di kamarnya. Dita tahu hari sudah
beranjak siang, meski Ia tidak menengok keluar jendela. Posisinya masih sama,
masih memunggungi arah datangnya cahaya.
Kamarnya yang terletak dilantai dua
rumah, memang jarang terjamah oleh seisi penghuni. Padahal, letaknya tepat di
atas ruangan yang sering dipakai untuk berkumpul keluarga dan menyantap masakan
sang mama.
“Di……ta……,”
“Diiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii……………..taaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
teriakan nyaring wanita separuh baya, namun tetap terlihat cantik dan molek,
memecah keheningan di pagi hari.
“Taaaaaaaaaaaaaaaaaaaa……………………. Sudah
hampir jam 11, katanya mau ke salon,”
“Iii….ya…. Ma.. bentar lagi,
hooaaammmmmmm,” jawabnya malas-malasan. Tangannya mencoba meraba dan mencari hpnya
yang dibiarkan tergeletak di atas tumbukkan novel di lantai kamar. Dita
memencet satu tombol, dan layar hp seketika membuat mata Dita harus kembali
tertutup, cahaya yang datang tiba-tiba membuat matanya kaget. Dita membuka mata
perlahan, dan melihat apakah ada pesan singkat, atau pesan di line dan WeChat
yang bisa membuatnya bersemangat.
“Hmmm….. sudah pukul 10:45, kenapa
tidak ada pesan yang masuk ya? Biasanya sudah ratusan pesan yang masuk di grup
line dan WeChat. Hoooaaaaaaaaaaaaaaaaaaammmmmmmmm”
Bukannya bangun dan membereskan
kamarnya yang berantakkan hasil kerjanya semalam. Dita malah kembali menarik
selimutnya, mempererat pelukannya pada guling, dan kembali terlelap jauh
meninggalkan kamar tidurnya menuju dunia mimpi.
“Astaaaaggggggggggggggggggaaaaaaaaaa…..
Anak perawan mama, bukannya bangun, malah lanjut lagi tidurnya. Diiii…ttaaaa…. Ya
Allah, bangun nak, sudah lewat Dzuhur. Sholat dulu. Memang kamu tidur jam
berapa?”
Dita hanya bisa nyengir, sambil
nahan kantuk yang masih tidak bisa diusir pergi.
“Kenapa kamar kamu berantakkan
begini nak? Kamu nulis lagi ya?” tegur mama, sambil membereskan tumpukkan buku
dan novel serta beberapa kertas yang dipakai Dita untuk membuat plot-plot
cerita di tulisan yang disebutnya Welcome
to My world.
“Sekarang bangun, mandi dan sholat,
bakal batal lagi ke salonnya kalau gini,”
Dengan rasa kantuk yang masih
tersisa dipelupuk mata, Dita kembali meraih handphone-nya. Tidak ada satu-pun
pesan yang dijumpainya di ujung layar. Dengan malas, Dita turun meninggalkan
mamanya yang masih terus berkicau sambil membereskan jejak-jejak petualangannya
semalam.
Menyambar hantuk, lalu masuk ke
kamar mandi. Sebelum mandi, Dita memilih duduk dibangku kecil miliknya, untuk
mengumpulkan nyawa. Tangannya menyentuh air, dingin dan menyejukkan.
“Hoooaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaammmm,…………
hooooooaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaam”
Dita berkali-kali menguap, mencoba
menghilangkan kantuk dengan mengusap air dingin ke mukanya. Bukannya kantuk
menghilang, malah menyerbunya membabibuta. Dita-pun tertidur dengan sukses di
dalam kamar mandi.
“Karina… lihat kakak kamu dimana?”
“Memangnya kakak kemana ma?”
“Itu dia, mama ga tahu. Tadi sejam
lalu mama bangunin, dan kakak kamu langsung turun entah kemana,”
“Ma…mama,… mamaaaaa….,”
“Kenapa sih Ndi? Ga usah teriak-teriak
gitu dong. BERISIK!!”
“Ma..Andi mau pipis nih?”
“Trus….koq teriak-teriak? Kamu sudah
besarkan? Sudah kelas 3 SMA, masa mau mama temenin ke kamar mandi lagi, ada-ada
aja kamu Ndi,”
“Iya nih, kak Andi buat mama panik. Kalau
mau pipis kan tinggal masuk ke kamar mandi, susah banget,”
“MAMA… kalau itu Andi tahu ma, tapi….”
“Cieyussss….???” Sambung mama dengan
nada menggoda.
“Ada orang di kamar mandi Ma, sejak
sejam lalu. Ga keluar-keluar. Siapa sih ma?”
“AAahhhhhhhhhhhhhhh,” tampang mama
seketika jadi bloon dan bengong.
“Masa sih? Perasaan ga ada orang deh
yang datang untuk pinjam kamar mandi”
“MAMA…Andi serius, sudah mau pipis
nih, koq malah dibecandaiin sih,”
“Jangan-jangan….jangan-jangan,”
“Jangan-jangan kenapa ma,” karina
ikutan penasaran.
“jangan-jangan….,” sambil menghambur
ke kamar mandi, mama masih memasang tampang bloon. Andi dan Karina mengikuti
langkah mama ke kamar mandi.
“DIIITTAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA…”
panggil mama sambil menggedor pintu kamar mandi.
Dita yang terbangun kaget, karena
teriakan mama yang bisa memecahkan gendang telinga siapa saja yang dengar dari
jarak yang dekat. Belum sempat berdiri, kaki Dita tergelincir dan Dita terjatuh
di lantai kamar mandi yang kembali mengering. Rasa kantuk hilang dan menguap
seketika.
“ADUuuuuhhhhhhhhhhhhh, gara-gara
Mama nih, kenapa teriak-teriak sih?”
Dita membuka pintu kamar mandi
sambil memegang kakinya yang tergelincir.
“Astaga…naga.. putri mama yang
cantik, malah belum ngapa-ngapain. Pasti tidur lagikan?”
Belum sempat Dita menjawab, Andi
menghambur masuk ke kamar mandi, menyenggol Dita yang sedang memegang kakinya
yang lebam.
“Maaf kak, sudah diujung tanduk nih,”
“Mama cariin kemana-mana, eh malah
nongkrong di kamar mandi,” sembur mama sambil geleng-geleng.
Karina yang tadi ikut mengekor
dibelakang mama, tersenyum geli melihat kakak sulungnya yang tertidur di kamar
mandi.
“Akhirnya, pipis juga. Kakak bisa
tidur dimana saja ya? Kakak hebat, selain jadi penulis, kakak juga bikin rekor
baru, tidur di kamar mandi selama sejam lebih,” ujar Andi sambil berlalu.
“Huuuu, dasar. Ini pasti gara-gara kamu
ya Ndi. Kakak sampai tergelincir gini,”
“Weits, ga usah salahin orang. Mandi
sana. Sudah siang, nanti shalatnya kelewat,” tanpa membantah Dita masuk lagi ke
kamar mandi.
“Tapi, jangan tidur lagi ya,” goda
mama sebelum Dita menutup kamar mandi
Setelah mandi, Dita kembali melangkah
ke kamarnya. Mengenakan baju, shalat, dan kembali meraih handphone-nya. Layar kosong
melompong kembali menyapa mata Dita kala mencoba menyisir setiap bagian layar.
“Orang-orang pada kemana sih? Padahal
ini baru tanggal 2, awal bulan biasanya pada ribut,” Seketika Dita mengingat
sesuatu, saat tangannya meraih tanggalan meja di atas rak bukunya.
“Astaga… masa aktif internetanku
habis ternyata hari ini, pantas ga ada pesan,” tawanya pecah sambil
geleng-geleng.
Rasa kantuk kembali menyerang
pelupuk matanya, Dita-pun kembali mengambil posisi di atas tempat tidurnya.
“HOoooooooooaaaaaaaaaaaaaaaaaaaMMMMMMMMMMMM”
uapan besar, membawanya kembali ke dunia mimpi.
Sehari dengan dunia Mimpi.
“Hoooaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaammmmmmm”
saya juga ngantuk, melihat Dita tidur. Selamat tidur pembaca, saya tidur dulu.
SELAMAT
TIDUR “HOAAAMMM”
Lucu, hoOoaammmmmmm :)
BalasHapusbikin tidur bacanya kwkwwk :D
BalasHapushehehe... HOoooAAAmmmmm juga dong, thanks udah pada baca ya..
BalasHapushoaammmm...Dita keran, :)
BalasHapussilakan baca juga ...
http://ephyra-words.tumblr.com/post/56936974525/mentari-dan-rembulan
:)
Okay...ikuti seri Dita selanjutnya ya..karena Dita dan family akan hadir 30 hari full
Hapus