Jumat, 30 Agustus 2013

Dusun Sade – Rambitan, Membangun Peradaban Dengan Kesederhanaan


     Indonesia, merupakan Negara yang terdiri dari gugusan pulau yang menakjubkan. Pulau Lombok misalnya. Pulau yang memiliki jumlah penduduk sekitar 2 juta lebih ini, merupakan pulau yang terletak di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara. Pulau yang berbentuk bulat berekor ini, memiliki luas wilayah mencapai 5.435 kilometer persegi.
     Selain memiliki panorama alam yang sangat menakjubkan, pulau Lombok juga sangat kaya dengan beragam budaya tradisional yang masih sangat terpelihara. Pantai, hutan, air terjun, hingga pegunungan bisa kita jumpai di pulau ini. Desa-desa tradisional pulau Lombok-lah yang banyak menarik minat para pelancong baik dari dalam maupun dari luar negeri sebagai desnitasi yang tidak kalah menarik, jika dibandingkan dengan pulau Bali.
Wanita Suku Sasak
     Salah satunya yakni Dusun Sade yang berlokasi di Desa Rambitan, Lombok Tengah. Jalur yang mudah dijangkau membuat keberadaan Dusun ini, menjadi tujuan utama jika para pengunjung menginjakkan kaki di pulau Lombok.
     Agar dapat mencapai Dusun Sade, para pengunjung hanya memerlukan waktu sekitar dua puluh menit saja dari Bandara Internasional Lombok (BIL). Keramahan penduduk asli yang tak lain suku asli pulau Lombok, yakni suku Sasak, membuat suasana Dusun yang masih sangat tradisional ini, menjadi sangat nyaman untuk dikunjungi.
     Suku Sasak dikenal sebagai etnis terbesar yang mendiami Pulau Lombok. Menurut catatan sejarah, Suku Sasak sudah mendiami Pulau Lombok sejak berabad-abad lampau. Suku Sasak memiliki corak kebudayaan asli yang mapan dan berbeda dari budaya suku-suku yang lain di Indonesia.
     Nama suku Sasak berasal dari kata sak-sak (dalam bahasa Sasak yang berarti sampan). Ini lantaran, nenek moyang orang Lombok dahulunya suka menggunakan sampan untuk mengitari Pulau Lombok dari arah barat menuju ke arah timur, atau yang sekarang lebih di kenal dengan Pelabuhan Lombok.
     Masyarakat Suku Sasak merupakan masyarakat yang masih memegang teguh tradisi dan mempertahankan kebudayaan mereka secara turun menurun. Kini, Suku Sasak bukan hanya sebuah kelompok masyarakat, tetapi merupakan salah satu etnis yang melambangkan kekayaan tradisi yang memperkaya kekayaan budaya di Nusantara.
Suasana Dusun Sade
     Mata pencaharian masyarakat di Dusun Sade, yakni bertani bagi kaum adam. Dan, rata-rata wanitanya pandai menenun. Mereka juga masih menggunakan alat tenun tradisional. Hasil kerajinannya dijadikan sebagai buah tangan bagi para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini.
     Keunikan bentuk rumah-rumah penduduk Dusun Sade juga menambah ke eksotisannya. Rumah yang masih berdindingkan kayu dan bambu, serta beratapkan daun alang-alang kering, membuatnya terlihat sangat menarik. Apalagi bentuk atap yang unik membuatnya terlihat sangat menarik.
Rumah Warga Dusun Sade
     Dari semua keunikan yang bisa dijumpai di tempat ini, masih ada satu lagi kebiasaan penduduk asli Dusun Sade yang bisa diacungi jempol. Setiap dua kali seminggu, lantai rumah-rumah mereka akan diolesi dengan kotoran lembu. Hmmmm, menurut kepercayaan mereka, apa yang dilakukan itu, bertujuan untuk membentengi penghuni rumah dari gangguan-gangguan yang bersifat magis, dan terbebas dari gangguan nyamuk pada malam hari.      
     Jadi, tidak ada alasan untuk tidak memilih Dusun Sade sebagai destinasi di liburan tahun ini. Bangsa yang kaya adalah bangsa yang mengetahui dan mengolah semua potensi yang dimiliki dengan mengikutsertakan warganya sebagai penggerak utama.

Rabu, 14 Agustus 2013

Dikala Ku Rindu Merah Putih


FF2N1 Sesi 2
Tema : “Bendera” - Coklat

Dikala Ku Rindu Merah Putih
Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar, hal yang paling membosankan adalah kegiatan di hari senin pagi. Semua murid harus datang dengan pakaian lengkap, pakai topi, dasi, dan baju harus dirapikan, sampai-sampai kalau Mama memakaikan rok sekolah, pasti diatas pusar.
“Ya..kalau diingat-ingat kita-kita waktu SD sudah kayak duplicate-nya pelawak yang pakai kumis yang hanya di tengah ya Gun,”
“Siapa tuh, Den?”
“Aduh, lupa namanya siapa? Yang pasti suka pakai celana 7/8 dan pasti celananya tinggi banget di angkatnya”
“Ohhh… saya inget…saya inget,” ujar Rita girang.
Denta dan Gundis menatap dengan rasa penasaran. “Siapa?” ujar mereka kompak
“Asmuni-kan?”
“Hahaha.. itu mah, pelawak yang suka ngecat rambut tapi ga tuntas Rati,”
“Aduhhh… koq bisa-bisanya lupa sih,”
“Ooohhh ingat-ingat, Jono bukan,” Rati kembali mengulang kesalahannya.
“Memang sepertinya ada Jo…Jo-nya gitu deh, tapi sepertinya bukan Jono deh,”
Ketiganya masih berbaring di taman kampus. Berusaha berpikir dan mencari serta menebak “siapa nama pelawak itu,”
Biar saja ku tak sehebat matahari
Tapi slaluku coba tuk menghangatkanmu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi slalu ku coba tuk melindungimu
            Lagu Bendera milik Band Coklat memecah sunyi yang tercipta diantara mereka. Ternyata lagu itu, merupakan ringtone handphone Denta.
            “Hallo, ini siapa? Okay Pak, saya langsung kesana”
            “Siapa Den?”
            “Pak Jojon, sudah di ruangan,”
            “Aaahhhhhh….nama pelawak itu Den…nama pelawak itu… JOJON,”
            “Ohhh IYyyaaa, astaga koq bisa ya kita lupa,”
            Denta bukannya beranjak, malah ketiga semakin asyik kembali ke masa lalu yang dulunya dirasa membosankan. Namun, saat ini semua hal yang membosankan itu, menjadi bagian yang sangat dirindukan.
            “Kapan ya terakhir kali, dagu ini terangkat ke atas, serta tangan ini memberi hormat pada Merah Putih kebanggaan bangsa ini,”
            “Iya, saya juga merasakan keinginan yang sama Den,”


Benderaku ya.. Merah Putih


FF2N1 Sesi 2
Tema : “Bendera” - Coklat
Benderaku ya.. Merah Putih
Biar saja ku tak sehebat matahari
Tapi slaluku coba tuk menghangatkanmu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi slalu ku coba tuk melindungimu

Alunan lagu berjudul Bendera dari grup Band Coklat, seakan membakar semangat para anggota Paskibra Sekolah Menengah Atas paling top di Kota Makassar.  Panasnya sengatan matahari saat latihan pengibaran Merah Putih, tidak lagi dihiraukan. Di pikiran anak-anak SMA ini, hanya satu. Mengibarkan bendera Merah Putih di tiang tertinggi Negeri ini, tepat pada tanggal 17 Agustus Nanti.
            Kulit yang sudah berubah warna menjadi seperti arang, lantaran ambang batas pigmen kulit ari terlewati. Warna coklat matang kini terlihat samar menjadi orange tua.
            Biru, Ajeng dan Ranti terpilih menjadi putra-putri terbaik pembawa baki bendera Merah Putih tahun ini. Rasa lelah, yang dibalut cucuran keringat sudah tidak lagi bisa menghentikan langkah-langkah tegap mereka menuju tiang bendera.
            “BIRU, AJENG, RANTI PERHATIAN LANGKAH KALIAN!!”
            “SIAP PAK!!”
            “Salah sekali saja, KALIAN TIDAK BOLEH PULANG KE RUMAH HARI INI!!”
            “SIAPPP PAKKK!!”
            “ULANG SEKALI LAGI DARI AWAL”
            “SIAP PAK”
            “Balik kanan GRAKK!” Biru memberi aba-aba kedua kawannya untuk berbalik dan mengulang sekali lagi latihan mereka.
            Tepat 15 menit sebelum adzan Magrib dikumandangkan, pelatih membubarkan barisan. Semua orang tampak meninggalkan lapangan, termasuk Ranti yang sedari tadi sudah terlihat kelelahan. Hanya tertinggal Biru dan Ajeng di bawah tiang Bendera latihan. Mereka duduk sambil memandang ujung tiang Bendera.
            “Tinggal 7 hari lagi, Merah Putih kembali dikibarkan di setiap tiang tertinggi bangsa ini,” Biru memecah udara beku di antara mereka.
            “Iya Kak, baru kali ini, saya ingin melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Baru kali ini juga, saya begitu bangga menjadi bangsa Indonesia,” ujar Ajeng sambil tersenyum.
            “Iya, saya juga merasakan hal yang sama. Ternyata tidak mudah membentangkan Merah Putih untuk membelah angkasa ya?” ucapnya sambil menerawang jauh ke angkasa.
            Ajeng diam dan berdiri, lalu memberi aba-aba. “HORMAAAAAT GRAKK”

Jomblo, Go a head

FF2N1 Sesi 1
Tema :"Senandung Maaf" - White Shoes and The Couples

Jomblo, Go a head

          Sore ini, Dodi mengisi waktu senggangnya dengan menjelajahi dunia maya. Dua hari lalu, status dirinya sekali lagi berganti. Setelah berhasilkan menyematkan rasa cinta ke hati Sherly, anak Sastra Inggris yang terkenal aduhai, Dodi kini kembali menjomblo.

            Daya imajinasi Dodi yang terlalu tinggi tentang masa depan, diawal memulai hubungan, membuat sebagian wanita yang pernah menjalin kasih dengannya mundur secara perlahan. Jika orang dijaman sekarang senangnya yang instant alias serba cepat, lain halnya Dodi yang setiap langkahnya penuh dengan pertimbangan. Satu langkah, menurutnya merupakan satu tanggung jawab.              
           
            Meski banyak orang berpendapat bahwa Dodi adalah satu dari seribu playboy yang berkeliaran tanpa surat ijin di tengah kampus, tapi menurut Dodi itu bukan masalah. Asalkan, semua yang diperhitungkan dalam setiap keputusan yang dikeluarkan, sedikitnya bisa membuat semuanya bahagia. Jika tidak, Dodi lebih memilih untuk berbelok dan melangkah di jalan yang lain.

            Dodi membuat semua jejaring sosial yang dirinya tercatat sebagai salah satu pengguna aktif. Mulai dari facebook, twitter, hingga Path dan Instagram. Langkah awal yang dilakukannya, mengganti status kepemilikan dirinya, dari berpacaran menjadi jomblo.

            Setelah semuanya selesai, biasanya Dodi langsung meninggalkan dunia yang dianggapnya sebagai wadah pengeksploitasi diri. Namun, jemarinya mulai mengetik sebuah pepatah yang kemudian membuatnya terbahak.

            Saya jadi mengerti kenapa orang jomblo jarang masuk masjid. Itu karena, melihat sandal berpasang-pasangan di teras masjid saja dirinya sudah merasa dikucilkan”

            Belum sampai semenit status itu diposting, Sandra anak Ilmu Komunikasi di kampusnya memberi  komentar.

            “Pasti kamu jarang mudik ya Dod, karena kalau orang jomblo lihat truk gandeng saja jadi galau. Truk saja gandengan, masa kita tidak,”

            Membaca komen Sandra, Dodi semakin terbahak-bahak. Sampai-sampai orang disekitarnya di kafe tempat nongkrongnya sore ini, menatap Dodi dengan tatapan aneh bin ajaib.

            “Ya setidaknya, jomblo tidak membuat saya jadi tidak bisa melakukan apapun. Hidup ini indah, daripada selingkuh atau diselingkuhin, saya lebih milih menjomblo. So, Jomblo…Go a head”

            Sandra membalas dengan satu kalimat pamungkas.

            “Jomblo dan mulai ga laku, itu beda tipis Coy,”

            “Hahahaha…..” Dodi menutup pembicaraan dengan mantan kekasihnya yang lebih milih berselingkuh daripada setia dengannya dengan tawa yang lebih membahana.