Minggu, 05 April 2015

Refleksi NBS Part 2 - Sampai Jumpa Pada NBS Berikutnya

Tidak terasa Program yang bertajuk NBS atau lebih dikenal dengan kepanjangan “Nulis Bareng Sobat,” di dua wilayah telah usai. Di Makassar, khususnya Tim A pertemuan akhir digelar tepat pada hari Sabtu, 4 April 2015 lalu.
 
Ada perasaan sedih, haru dan tidak ikhlas meninggalkan anak- -anak kelas 4 A SDN Paccinang. Bukan karena programnya telah usai, namun masih terlalu sedikit ilmu yang telah kami bagi. Terlalu singkat waktu yang diberikan kepada para pejuang aksara yang mengklaim dirinya sebagai relawan Sobat Lemina.
 
Tetapi, satu hal yang membuat kami senang, yakni mereka berubah. Mereka lebih mencintai kegiatan menulis. Ini dapat dilihat ketika para relawan memberikan tugas, mereka langsung mengambil kertas dan mulai menulis. Sebuah perkembangan yang luar biasa. Bayangkan saja, pada pertemuan awal, kami harus mengakui bahwa kami bertemu dengan kata “kesulitan” hanya untuk membuat mereka ingin menulis.
 
Beberapa kesulitan yang kerap kami jumpai, yakni sebagian besar anak akan terus mengajukan pertanyaan terkait tema, apa yang ingin mereka tulis?, berapa paragraf yang harus mereka buat?, sampai-sampai ada anak yang akan mengajukan penawaran terkait jumlah paragraf yang harus ditulis.
 
Para relawan juga tidak hanya bertemu dengan sejumlah anak yang kerap kali ingin mangkir dari tugas. Namun, pada minggu-minggu pertama kami cukup direpotkan dengan beberapa anak yang selalu ingin menarik perhatian para kakak pendamping dengan membuat kelas jadi layaknya pasar.
 
Tingkah mereka akhirnya membuahkan sebuah pertemuan. Dimana, semua tim yang berada di dua daerah yakni Gowa dan Makassar bertemu di sebuah rumah makan cepat saji, hanya untuk membahas tentang setiap langkah yang telah kami lakukan.
 
Hasilnya cukup mencengangkan. Ini lantaran, pertemuan singkat tersebut juga menguak terkait keluhan-keluhan di luar kelas. Para relawan seakan tidak terlalu puas dengan kerja setiap anggota tim mereka. Cukup unik, ketika kegaduhan di dalam kelas, membuat satu sama lain menyalahkan kondisi. Pada posisi inilah, relawan merasa berada di titik terendah mereka. Tetapi, apakah mereka menyerah? Tentu saja tidak, justru para relawan akhirnya bangkit dari keterpurukan dan terus melangkah. Dan, hebatnya lagi, mereka menyadari banyak hal terkait bekerja dalam sebuah tim.
 
Setelah pertemuan itu, para relawan seakan bermetamorfosis menjadi seseorang yang baru. Mereka lebih mampu melapangkan hati satu sama lain, hingga mereka mampu menurunkan ekspektasi mereka terhadap orang lain. Satu yang tak kalah pentingnya, mereka berhasil membangun komunikasi yang baik pada akhir-akhir pertemuan NBS.

Sedikit merefleksi langkah kami selama 12 kali pertemuan pada program NBS. NBS bukan hanya memberikan perubahan prilaku pada anak-anak di kelas, tetapi telah merubah kami menjadi orang yang jauh lebih peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar. NBS hanya jembatan bagi kami untuk membangun pribadi yang jauh lebih baik lagi. Karena kami bukan hanya berbagi ilmu, tetapi kami belajar berbagi hati, pikiran serta waktu, guna melahirkan generasi yang bermanfaat di masa yang akan datang.
 
Senang rasanya, melihat keakraban yang terjalin di antara para relawan dan anak didik di kelas. Mereka bukan lagi melihat kami orang asing, tetapi mereka menerima kami apa adanya, serta menjadikan kami bagian penting yang dianggap harus ada dalam kehidupan mereka.
 
Cukup sedih ketika salah seorang murid yang bernama Maria atau akrab dipanggil Imel harus menghembuskan nafas terakhirnya. Kami cukup terpukul, karena Allah memberikan waktu yang begitu singkat. Masih lekang dalam ingatan, ketika Maria bertanya dengan semangat terkait cita-citanya. Itu pertemuan terakhirku dengan Maria. Meski singkat, namamu akan terus ku kenang Maria.
 
Semoga apa yang kami lakukan selama beberapa bulan ini, menjadi benih yang akan mereka panen dikemudian hari. Sedih rasanya harus bertemu dengan kata “Akhir,” namun kami harus yakin bahwa mungkin ini menjadi “Akhir” bagi kami, tetapi akan menjadi “Awal” bagi mereka untuk terus berkarya.
 
Terima kasih buat semua anggota tim A yang telah menjadi bagian terpenting dalam kehidupanku beberapa bulan terakhir. Terima kasih buat seluruh relawan NBS part 2, tetaplah menjadi inspirasi bagi orang lain. Kak Bunga dan Om Rara, satu kata yang bisa menggambarkan NBS, “Awesome”



Jika kalian membutuhkan ruang untuk menemukan siapa sebenarnya diri kalian, jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi relawan NBS Part 3. Buktikan bahwa rasa peduli yang kalian miliki terhadap dunia pendidikan, dengan mengambil bagian dalam setiap pertemuan NBS nantinya. Ikutlah dalam pusaran perubahan, jangan biarkan kalian hanya menjadi penonton atau sekedar menjadi komentator. Cukup sisikan 2 jam setiap 2 pekan pada hari Sabtu, dan bersiaplah merasakan sensasi dunia pendidikan.