-->
FF2N1
(Sesi 1)
Lelakiku
Tas kulempar begitu saja ke sofa,
saat kakiku melangkah masuk ke rumah kontrakkan yang ku tempati sudah lebih
dari setahun yang lalu. Kakiku terasa berat untuk terus berjalan menuju kamar
yang hanya tinggal beberapa langkah lagi. Diriku kubiarkan duduk di lantai
beralas karpet coklat, kuluruskan kakiku, menyandarkan kepalaku di dinding, dan
terus menarik nafas panjang, untuk mendapatkan jumlah oksigen yang lebih banyak
lagi.
Hari ini, bukan hanya melelahkan. Tetapi,
juga sangat menyakitkan untuk dilalui. Kenapa harus bertepatan hari ini ?
kenapa harus dihari ulang tahunku ?
“Apa yang Engkau rencanakan untukku
yang Allah ?” ujarnya wanita bernama Safhir Mutiara ini pada dirinya sendiri.
Nafasnya semakin sesak, dikala
airmatanya mulai mengalir ingin menampakkan kehadirannya di tengah rasa sepi
yang dirasakan Safhir. Isak terus saja membahana, memenuhi kekosongan yang
tiba-tiba terasa melebihi hari-hari sebelumnya.
“Lelaki itu, memang bukan yang
terbaik buatku Tuhan. Saya sudah mengetahui itu, jauh-jauh hari sebelum
kejadian hari ini,” ujarnya geram. Jemarinya saling beremas hingga tak terasa
darah mengalir diantara keringat yang juga keluar dari pori-pori kulitnya.
Tangisnya semakin menjadi, saat rasa
sesal itu terus mendesaknya masuk dalam rasa penyesalan yang dalam.
“Tuhan, kenapa Engkau hadirkan cinta
di karang yang tandus ? Kenapa Engkau semai rasa sayangku pada Lelaki itu ?”
Teriaknya tertahan di tengah Isak yang lebih menguasai dirinya.
“Kenapa di hari Ulang Tahunku ?
Kenapa hari ini ?,” Safhir semakin tertunduk dalam sedih.
“Lelaki itu, mungkin saja kejam. Mungkin
saja sudah meniduri semua wanita yang dia kenal. Tetapi, lelaki itu adalah
lelakiku,”
“Bukan untuk diperebutkan atau
dimiliki secara beramai-ramai. Bukan pula harus dijamah dalam kesendiriannya. Karena
Lelaki itu, Lelakiku.. Lelaki yang tetap akan menjadi ayah dari anak yang ku
kandung,” batinnya memberontak.
Namun, Lelaki itu telah pergi dalam
tenangnya. Bukan hanya membawa cintaku, tetapi cinta semua wanita yang pernah
bersamanya. Karena Lelaki itu, telah mati. Menjadi bangkai untuk
selama-lamanya.
“Dan, akan menjadi lelakiku
selamanya. Karena dengan tangan ini, kurenggut segalanya. Merenggut semua hakku
selama ini,” Isaknya pecah tak tertahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar