Rabu, 15 Mei 2013

Lelakiku

-->
FF2N1 (Sesi 1)
Lelakiku

            Tas kulempar begitu saja ke sofa, saat kakiku melangkah masuk ke rumah kontrakkan yang ku tempati sudah lebih dari setahun yang lalu. Kakiku terasa berat untuk terus berjalan menuju kamar yang hanya tinggal beberapa langkah lagi. Diriku kubiarkan duduk di lantai beralas karpet coklat, kuluruskan kakiku, menyandarkan kepalaku di dinding, dan terus menarik nafas panjang, untuk mendapatkan jumlah oksigen yang lebih banyak lagi.

            Hari ini, bukan hanya melelahkan. Tetapi, juga sangat menyakitkan untuk dilalui. Kenapa harus bertepatan hari ini ? kenapa harus dihari ulang tahunku ?

            “Apa yang Engkau rencanakan untukku yang Allah ?” ujarnya wanita bernama Safhir Mutiara ini pada dirinya sendiri.

            Nafasnya semakin sesak, dikala airmatanya mulai mengalir ingin menampakkan kehadirannya di tengah rasa sepi yang dirasakan Safhir. Isak terus saja membahana, memenuhi kekosongan yang tiba-tiba terasa melebihi hari-hari sebelumnya.

            “Lelaki itu, memang bukan yang terbaik buatku Tuhan. Saya sudah mengetahui itu, jauh-jauh hari sebelum kejadian hari ini,” ujarnya geram. Jemarinya saling beremas hingga tak terasa darah mengalir diantara keringat yang juga keluar dari pori-pori kulitnya.

            Tangisnya semakin menjadi, saat rasa sesal itu terus mendesaknya masuk dalam rasa penyesalan yang dalam.

            “Tuhan, kenapa Engkau hadirkan cinta di karang yang tandus ? Kenapa Engkau semai rasa sayangku pada Lelaki itu ?” Teriaknya tertahan di tengah Isak yang lebih menguasai dirinya.

            “Kenapa di hari Ulang Tahunku ? Kenapa hari ini ?,” Safhir semakin tertunduk dalam sedih.

            “Lelaki itu, mungkin saja kejam. Mungkin saja sudah meniduri semua wanita yang dia kenal. Tetapi, lelaki itu adalah lelakiku,”

            “Bukan untuk diperebutkan atau dimiliki secara beramai-ramai. Bukan pula harus dijamah dalam kesendiriannya. Karena Lelaki itu, Lelakiku.. Lelaki yang tetap akan menjadi ayah dari anak yang ku kandung,”       batinnya memberontak.

            Namun, Lelaki itu telah pergi dalam tenangnya. Bukan hanya membawa cintaku, tetapi cinta semua wanita yang pernah bersamanya. Karena Lelaki itu, telah mati. Menjadi bangkai untuk selama-lamanya.

            “Dan, akan menjadi lelakiku selamanya. Karena dengan tangan ini, kurenggut segalanya. Merenggut semua hakku selama ini,” Isaknya pecah tak tertahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar