Jurnal Kehidupan = "Ulang Tahun" (Usia)

Pergantian umur biasanya ditandai dengan adanya harapan-harapan baru, keinginan-keinginan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya, serta target-target yang terkesan sangat mantap.Tetapi, apakah pernah ada yang sadar untuk kembali melihat dan mengevaluasi harapan-harapan yang diutarakan pada setahun yang lalu?

Benar-benar terealisasikah semuanya? Ataukah hanya akan menambah panjang daftar harapan ...pada buku jurnal kehidupan ?

Pergantian umur atau yang kerap lebih akrab ditelinga dengan sebutan ulang tahun, ibarat sebuah catatan jurnal kehidupan seseorang. Lembaran Jurnal yang lebih sering diganti setiap tahun, ketimbang dicek kembali oleh "Si yang Punya". Lembaran yang setiap tahun akan selalu bertambah seiring dengan semakin banyaknya keinginan seseorang.

Padahal, jika "Si yang Punya" mau sedikit direpotkan untuk sekedar membuka, membaca, serta memilah harapan-harapan, keinginan-keinginan, serta target-target yang masih bisa digunakan pada saat waktu pergantian tahun tiba. Sehingga, jika melihat tumpukan Jurnal, seseorang tidak akan merasakan rasa khawatir, gelisah serta nafas yang menjadi sesak hanya karena merasa terlalu terbebani oleh segudang harapan, keinginan, dan target tidak tercapai.

Padahal, manusia di Era Kekinian menyukai yang namanya kepraktisan. Sampai-sampai teknologi-pun diciptakan hanya untuk membantu manusia-manusia menjadi lebih praktis berpikir dan bertindak. Kenapa masalah Jurnal Kehidupan yang seharusnya bisa dibuat praktis tanpa harus menciptakan harapan, keinginan, serta target baru setiap tahunnya.

Tumpukan Jurnal yang dibiarkan mengusang dipenghujung usia, akan melahirkan sesuatu yang sering diberi julukan "Stress." Dan, manusia-manusia kekinian melakukannya dengan sangat sadar setiap tahunnya.

Menengok ke belakang, menyesali, dan membiarkan semuanya berlalu membuat arus "Stress" semakin dasyat menyerang setiap kali tanggal, bulan dan tahun kelahiran seseorang berulang.

Isi Jurnal Kehidupan dengan harapan, keinginan, serta target yang sesuai dengan kemampuan kita. Jangka waktu realisasinya-pun sebenarnya tidak memberatkan, karena setiap manusia memiliki waktu yang sama yakni 365 hari atau 21.900 jam. Hanya perlu membagi waktu untuk mengetahui bagian mana yang harus diprioritaskan.

Jika bisa diibaratkan, kehidupan merupakan sebuah perjalanan. Perjalanan yang mengharuskan kita untuk terus merangkak dan berpindah dari satu titik ke titik yang lain. Dan, menuntut manusia untuk terus berkemas untuk memastikan barang apa yang ingin dibawah dalam perjalanan.

Barang yang dikemas, tidak lain dan tidak bukan adalah Jurnal kehidupan yang harus terus dibawa kemana-pun. Masa berkemas-kemasnya adalah proses yang dibutuhkan oleh manusia untuk memilih dan memilah apa saja yang dibutuhkan selama dalam perjalanan. Memastikan barang yang dimasukkan adalah sesuatu yang dibutuhkan, sehingga tidak memberatkan langkah seseorang untuk mencapai tujuan dari setiap isi Jurnal kehidupan.

Proses dimana seseorang harus yakin untuk meninggalkan barang yang tidak perlu, dan meyakinkan diri bahwa barang tersebut benar-benar tidak dibutuhkan disaat waktu pergantian telah tiba, dimana langkah pertama sudah harus diayunkan.

Dan, ratusan ucapan selamat "Ulang Tahun" bukan lagi menjadi sekedar ucapan yang akan berlalu seiring tiupan angin. Ucapan itu, akan menjadi bahan bakar tambahan disetiap langkah kaki menuju harapan, keinginan, dan target. Sehingga, Jurnal Kehidupan tidak akan lagi menumpuk dan hanya menjadi usang di sudut umur seseorang.

Selamat "Ulang tahun" sahabat, saudara, kakak, adik dan seseorang yang bisa menjadi apapun dalam hidupku saat ini. Amarah, kejutekkan, serta senyum sinis memang kerap kali mewarnai hari-hari di tahun 2012 menuju tahun 2013. Itu hanya bentuk dari implementasi rasa sayang yang tak bisa terucapkan lewat kata.

Jurnal Kehidupan = "Ulang Tahun"
Makassar, 17 April 2013 (Indah Febriany)

Diatas merupakan postingan statusku seminggu yang lalu. Hari ini tepat di tanggal 24 April, setiap tahun seluruh keluarga (kakak, adek, ipar-ipar, dan ponakan-ponakan) akan berkumpul untuk memberi doa dan pengharapan yang baru kepada Papa saya.

Hampir 70 tahun, usia Papa saat ini. Jika diibaratkan pohon beringin Usia Papa sudah memasuki Usia yang sangat matang. Sudah bisa memberi sejuk kepada siapa saja yang hendak berlindung dibawah rindangnya dedaunan miliknya.

Usia tidak saja akan membuat kita merasakan yang namanya proses perjalanan hidup, tetapi Usia mampu membawa langkah demi langkah seseorang untuk terus berpindah dan meninggalkan jejak-jejak kehidupan, baik yang buruk maupun yang baik.

Usia  bagai lingkaran yang terdapat dibatang pohon perdu dan karet, setiap goresan yang dihasilkan menandakan adanya pertambahan Usia. Usaha, kesabaran akan menjadi buah yang manis dari pergeseran Usia yang terjadi setiap tahun. Namun, tidak jarang seseorang bahkan tidak ingat kapan terakhir kali dirinya berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, karena terlalu sibuk mengikuti gerak jaman yang terus berputar di rotasi yang disebut umur.

Usia tidak akan membuat seseorang menjadi dewasa, karena Usia hanyalah sederet angka yang akan bertambah satu setiap tahunnya. Deretan angka yang juga akan menambah tingkat stress akibat tekanan yang tercipta dari pikiran-pikiran kita.

Biarkan Usia bergerak seiring dengan bertambahnya kemampuan menalar terhadap suatu masalah, karena manusia diberikan otak untuk tetap membuat dirinya tenang dikala gemuru cemas memnuhi rongga dada. Manusia juga diberi hati, untuk dapat merasakan setiap hal yang terjadi. Agar kita sebagai manusia semakin kuat disaat Usia terus bertambah.

Raga boleh saja semakin melemah, namun hati dan pikiran akan menjadi penopang yang sangat kuat dikala cobaan menerpa.