MENCOBA
mencari tujuan hidup, mungkin saja dilakukan oleh sebagian orang yang mulai
bosan memikirkan masa depan. Menarik paksa impian ke masa kini, tak semudah
yang dibayangkan. Saya termasuk salah satu orang yang mencari tujuan hidup di
usia 28 tahun. Memang tidak bisa digolongkan muda untuk ukuran wanita di negeri
ini, dimana rata-rata para wanitanya mengakhiri masa lajangnya jauh dibawah
usiaku.
Semakin
dikejar, terkadang impian justru menjauh dan seakan menghilang. Satu hal yang
harus kulakukan hanyalah terus melangkah, meski ibukota membujukku tuk kembali
mengejar asa yang tertinggal beberapa tahun sebelumnya. Jejak langkahku
terhenti pada sebuah persimpangan yang terjal. Pilihannya hanya satu yakni memberanikan
diri menjadi bagian sebuah kelompok anak muda berjiwa pejuang.
**
JAKARTA
kembali memanggilku setelah kutinggalkan 5 tahun silam. Namun, kedatanganku
kali ini bukan untuk menetap ataupun mencoba peruntungan baru. Ibukota hanya
kujadikan batu loncatan, untuk mengambil bagian dari sebuah gerakan yang
nantinya diharapkan membawa perubahan hidup di pulau terdepan negeri ini.
Bertemu
orang-orang baru yang memiliki visi hidup yang sama, pastinya menyenangkan. Berguna
untuk negera menjadi salah satu pikiran gila saat kuputuskan mengambil cuti dan
mengikuti tes lanjutan “Pencerah Nusantara.” Namun sayang, cita-cita itu harus
kandas dan mengembalikan rutinitas yang sempat kutinggalkan beberapa hari.
Menjalani
keseharian yang sama selama bertahun-tahun, mampu menyelipkan rasa jenuh dan
frustasi. Bisa dibayangkan hidup yang dipenuhi rasa hampa, semuanya hambar. Mengambil
bagian dalam sebuah program
menginspirasi menjadi pintu gerbang bagi saya untuk menemukan tujuan hidup yang
selama ini tertunda.
***
TAK
sengaja membuka laman facebook seorang pendamping pada program kelas inspirasi,
membantu saya bertemu dengan orang-orang muda berpikiran gila dan sedikit
nyentrik. Mereka bukan hanya memiliki impian mulia, tetapi mereka mewujudkan semua
hal tak terpikirkan dengan satu cara, just
do it.
Nur
Al Marwah Asrul alias Nunu, orang yang kali pertama kuhubungi untuk bisa
bergabung ke dalam kelompok orang-orang yang jauh dari pikiran negatif. Anak muda
yang tidak pernah memprovokasi orang lain untuk membenci negara ini. Justru dari
mereka saya menjadi yakin bahwa Indonesia masih bisa diselamatkan dari
keterpurukannya. Melalui langkah kecil yang mereka lakukan, saya yakni apapun
bisa terjadi. Ini lantaran, mereka terus melakukan gerakan meski sedikit
tertatih. Diam menjadi virus mematikan yang harus dihilangkan dari pikiran dan
visi mereka.
SIGI
region Makassar bukan hanya wadah anak muda kreatif tanpa batas, tetapi menjadi
tempat untuk kembali bagi jiwa-jiwa yang mulai tersesat dan ingin merasakan
kebebasan melalui senyum-senyum anak bangsa. Saya memilih bergabung, tanpa
paksaan dan intervensi siapa pun, karena saya percaya bahwa hidup hanyalah
masalah memilih sedangkan waktu menjadi juri yang bijak dari setiap pilihan
yang diambil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar